KELAS:2DB06
NPM:35110233
Siklus
hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang
diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC
sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi
pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan dengan strategi Top-Down Design.
Tahapan dari siklus hidup
sistem yaitu :
1.
Tahap Perencanaan
2.
Tahap Analisis
3.
Tahap Rancangan
4.
Tahap Penerapan
5.
Tahap Penggunaan
Siklus
hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajet unit jasa informasi, dibantu
oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun kecenderungan
saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih
rendah. Ada
tiga tingkatan besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :
A.
Tanggung Jawab Eksekutif
Ketika
sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur
utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek
pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan folusnya lebih operasional
kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih
rendah, seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi, dan CIO.
B.
Komite Pengarah SIM (steering committee MIS
– SC MIS)
Banyak
perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah tingkat komite eksekutif, yang
bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek sistem. Jika tujuan komiter
tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang
berkesinambungan, dalam rangka penggunaan sumber daya komputer perusahaan maka
komite tersebut dinamakan Komite Pengarah SIM.
Komite
Pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu :
a.
menetapkan kebijakan
b.
menjadi pengendali keuangan
c.
menyelasaikan pertentangan
Keuntungan yang dicapai :
·
semakin besar kemungkinan komputer akan
digunakan untuk mendukung pemakai di seluruh perusahaan.
·
Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer
akan mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik.
C.
Kepemimpinan Proyek
Komite
pengarah SIM yang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan, tanggung jawabnya
ada pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup semua orang yang ikut serta dalam
pengembangan sistem berbasis komputer. Kegiatan tim tersebut diarahkan oleh
seorang Pemimpin Proyek yang memberikan pengarahan selama proyek berlangsung.
Tidak seperti komite pengarah SIM, tim proyek tidak berkelanjutan dan biasanya
dibubarkan ketika penerapan sistem telah selesai.
2. TAHAP PERENCANAAN
Keuntungan
dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
·
Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang
tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang
diperlukan.
·
Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya,
sehingga hal tersebut dapat dicegah.
·
Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas
tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan agar efisien.
·
Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak
awal.
Langkah-langkahnya
1.
Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan,
non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2.
Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan
baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan identifikasi dimana
letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan mengumpulkan semua informasi.
Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk mendukung end user computing,
dan manajer ingin memakai pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka
ia bertanggung jawab untuk membuat definisi. Selain itu, manajer memerlukan
bantuan analis sistem yang saling bekerja sama dengan manajer.
3.
Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang
harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan hanya
dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4.
Mengidentifikasi kendala sistem
Sistem baru dalam
pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin ditimbulkan
oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah dan
informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lainnya, seprti
keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan
menjalankan sistem pada tanggal tertentu. Kendala-kendala tersebut penting
untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan
demikian, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara
kendala-kendala tersebut.
5.
Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama
yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi
kelayakan, yaitu :
a.
Teknis; tersediakan hardware dan software untuk
melaksanakan pemrosesan yang diperlukan ?
b.
Pengembalian ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan
dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya ?
c.
Pengembalian non ekonomis; dapatkah sistem yang
diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur
dengan uang?
d.
Hukum dan etika; akankah sistem yang diajukan
beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
e.
Operasional; apakah rancangan sistem akan didukung oleh
orang-orang yang akan menggunakannya ?
f.
Jadual; mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu
yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai penting
dalam area pemakai.
6.
Menyiapkan usulan penelitian sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem
secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar yang
terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu
dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan
penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu
tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting yang harus diingat tentang
usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan
(perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan perkiraan jauh lebih
baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika
siklus hidup mulai berjalan.
7.
Menyetujui atau menolak proyek penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan
sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan à
keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu dilakukan
yaitu :
a.
Akankah sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya
?
b.
Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara
terbaik untuk melakukan analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke tahap
penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua pihak
mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8.
Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian proyek
dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan
akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual tersebut harus
didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian. (misalkan gunakan
Microsoft Project).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar